Search This Blog

Friday, February 26, 2010

Love is in the air

Bulan februari ini memang bulan penuh cinta, setidaknya itu yang terjadi di sekeliling aku. Cinta dalam berbagai bentuk, cinta kepada Tuhan, cinta kepada sesama, cinta yang benar dan cinta yang salah. Tetapi siapa sih kita yang bisa menilai bahwa cinta ini cinta yang salah, ketika kita tidak mengalami sendiri bagaimana rasanya.

Seorang sahabat bercerita bahwa hatinya menatap tajam kepada seorang laki-laki yang bukan suaminya (yang juga suami orang lain) ,, dan ia tidak merencanakan ini, semua terjadi secara alami,, dan dengan segala cara ia berusaha untuk menaruh logika jauh di atas perasaannya.. walaupun sensasi yang terasa dari hubungan ga jelas ini sangat mampu menghidupkan lagi semangatnya seperti dulu lagi.

Sahabat yang lain (yang masih single) bercerita bahwa ia bingung memilih diantara 2 pria dua-dua sama-sama berstatus mantan pacar, yang satu pria baik-baik yang masih single namun dengan karakter yang masih belum bisa sejalan, yang lainnya adalah pria beristri yang secara karakter sudah sangat sejalan dan keduanya sangat mencintai sahabatku yang cantik dan super mandiri ini.

Lain lagi cerita sahabatku yang sudah sekian tahun menikah namun memiliki masalah komunikasi yang akut sehingga sulit diperbaiki,, mereka memiliki dunia yang begitu berbeda, dengan ego masing-masing yang begitu tinggi sehingga seringkali terlibat adu mulut yang akhirnya jadi rutinitas.. dua duanya tidak berpaling ke orang lain tapi cinta mereka seakan terkubur entah kemana..

suatu hari dalam perjalanan menuju kantor sambil mendengar radio yang sedang membahas mengenai hubungan, bagi mereka yang belum menemukan pasangan idaman, biasanya mengharapkan pasangan datang dalam satu paket lengkap, good looking, smart, rich, good career, hingga akhirnya penantian tanpa akhir itupun cukup membuat pusing kepala ditambah lagi tuntutan keluarga,, (salah seorang teman berkeluh di twitter "seandainya aku terlahir sebagai pria..." setelah sebelumnya memposting twitter bahwa di ulang tahunnya yang ke tigapuluh sekian orang tuanya menuntut pernikahan dll..) memang tak bisa dipungkiri, hidup di kota besar yang konsumtif seperti jakarta dengan segala fasilitas, dan tuntutannya akhirnya memaksa penduduknya untuk punya ekspektasi yang tinggi untuk calon pasangan hidup yang bisa menjamin agar tidak hanya sekedar bertahan hidup di kota ini tapi juga bisa menikmati hidup di kota ini. sayangnya penantian ini akhirnya seakan menjadi tak berujung karena si pasangan idaman dalam satu paket lengkap ini tak kunjung tiba, biasanya ia tiba tidak dalam satu paket yang lengkap. lalu bagaimana? si konsultan di radio berpetuah, mengapa tidak mengutamakan cinta dan kepercayaan? mencintai seseorang yang tidak datang dalam satu paket lengkap namun memiliki kepercayaan tinggi bahwa bersama-sama mereka akan bisa mewujudkan paket lengkap itu.. hmm nice advice sir..

Saat ini cinta memang sudah bergeser maknanya.. kakak saya berpendapat bahwa "cinta dan uang adalah dua hal yang tidak bisa datang berbarengan" ... kalau kata camelia malik "kalau cinta sudah direkayasa.." tidak ada definisi yang standard mengenai cinta.. yang bisa menilai adalah hati masing-masing,, dan yang pasti cinta perlu diperjuangkan.. ketika 2 orang bersama-sama memperjuangkan cinta pasti ada hasilnya.. takes time, tapi ada hasilnya.. seperti membangun sebuah bangunan, pondasi menjadi hal yang sangat penting,, dia atas pasir kah? atau di atas batu yang kokoh?

Dan sebaiknya kita tidak menjadi hakim atas sesama yang sedang berada di dalam kemelut cinta.. sekalipun kita tau mungkin cintanya salah.. ga berada di tempat yang tepat,, salah kondisi,, tapi kita tidak pernah berada di posisinya yang sedang struggling memperjuangkan untuk menempatkan logika jauh diatas perasaannya.. membuka mata mereka dengan memberi pendapat dan nasihat tentunya sangat dianjurkan, tapi tidak menghakimi..

karena cinta tidak memilih, cinta hanya bisa merasa..




No comments: