Search This Blog

Sunday, February 28, 2010

Time will heal what reasons couldn't

Judul diatas adalah quote dari adikku,, yang tentunya pernah mengalami putus cinta yang menyebabkan hatinya hancur berkeping-keping, berat badannya susut belasan kilo, dan tercipta beberapa lagu cinta yang terasa 'soul'nya karena dibuat dari pengalaman nyata penciptanya :)

quote sederhana yang memaksa setiap orang mengakui kebenarannya.. ketika hati terluka reaksi yang timbul tentunya berbeda beda dari masing-masing pribadi, berbeda pula proses penyembuhannya dan waktu yang diperlukannya untuk sembuh. Ga cuma ngomongin soal cinta loh, tapi juga hubungan keluarga dan persahabatan yang telah tercemar. biasanya kita akan terluka oleh orang yang dekat dengan kita, atau oleh seseorang yang sudah kita percaya, sehingga ketika keadaan tidak berjalan seperti yang kita inginkan akhirnya hati kita terluka.

Luka biasanya menimbulkan bekas, dan jika tidak benar-benar sembuh maka luka ini akan menimbulkan trauma, dan jika sudah trauma maka seseorang biasanya akan mendirikan benteng diri untuk melindungi dirinya agar tidak terluka lagi, sebenarnya hal ini bukan menyembuhkan luka, hanya sekedar menutupi luka.. lalu bagaimana menyembuhkan luka? seperti berbagai jenis obat yang beredar biasanya digolongkan oleh jenis lukanya, luka bakar kah, luka memar kah, luka sobek kah, memerlukan treatment yang berbeda, demikian pula luka hati.. ada yang cukup berani untuk menyelesaikannya dengan cara bicara baik-baik, ada yang menyelesaikannya dengan cara marah-marah atau memaki, ada yang sama sekali tidak berusaha menyelesaikan atau diam saja. apapun itu setiap pribadi pasti punya alasan dibaliknya, dan terkadang alasan itu tidak mudah untuk diterima,,

khusus untuk luka hati sebenarnya si empunya hati tersebut bisa memilih untuk mau menyembuhkan lukanya atau membiarkannya tetap menganga... dan yang semua hanya bisa dinilai oleh waktu.. dan lagi-lagi tidak ada standard yang pasti mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sembuh,, hanya saja keputusan untuk tidak mau sembuh akan membuat si empunya hati memiliki beban dalam menjalani hidupnya ke depan, langkahnya akan terasa lebih berat ke depan karena ia akan merasa terbelenggu oleh rasa trauma.

buatku pribadi, yang tentunya pernah mengalami luka, dan dalam proses penyembuhan hati, sudah kuputuskan bahwa aku mau sembuh,, dan waktu bisa membantuku untuk pulih.. karena alasan-alasan di balik ini semua sudah tak mampu lagi kuterima.. tapi tenang saja, aku ingin sembuh dari luka ini,, setidaknya itu yang terbaik yang kumiliki, motivasi diri bahwa aku tidak mau terbelenggu...

Ketika pertanyaannya berapa lama lagi akan sembuh? well let me say "time will heal what reasons couldn't,,, and i don't know how long it takes,, just let me take my time :)"

Friday, February 26, 2010

Love is in the air

Bulan februari ini memang bulan penuh cinta, setidaknya itu yang terjadi di sekeliling aku. Cinta dalam berbagai bentuk, cinta kepada Tuhan, cinta kepada sesama, cinta yang benar dan cinta yang salah. Tetapi siapa sih kita yang bisa menilai bahwa cinta ini cinta yang salah, ketika kita tidak mengalami sendiri bagaimana rasanya.

Seorang sahabat bercerita bahwa hatinya menatap tajam kepada seorang laki-laki yang bukan suaminya (yang juga suami orang lain) ,, dan ia tidak merencanakan ini, semua terjadi secara alami,, dan dengan segala cara ia berusaha untuk menaruh logika jauh di atas perasaannya.. walaupun sensasi yang terasa dari hubungan ga jelas ini sangat mampu menghidupkan lagi semangatnya seperti dulu lagi.

Sahabat yang lain (yang masih single) bercerita bahwa ia bingung memilih diantara 2 pria dua-dua sama-sama berstatus mantan pacar, yang satu pria baik-baik yang masih single namun dengan karakter yang masih belum bisa sejalan, yang lainnya adalah pria beristri yang secara karakter sudah sangat sejalan dan keduanya sangat mencintai sahabatku yang cantik dan super mandiri ini.

Lain lagi cerita sahabatku yang sudah sekian tahun menikah namun memiliki masalah komunikasi yang akut sehingga sulit diperbaiki,, mereka memiliki dunia yang begitu berbeda, dengan ego masing-masing yang begitu tinggi sehingga seringkali terlibat adu mulut yang akhirnya jadi rutinitas.. dua duanya tidak berpaling ke orang lain tapi cinta mereka seakan terkubur entah kemana..

suatu hari dalam perjalanan menuju kantor sambil mendengar radio yang sedang membahas mengenai hubungan, bagi mereka yang belum menemukan pasangan idaman, biasanya mengharapkan pasangan datang dalam satu paket lengkap, good looking, smart, rich, good career, hingga akhirnya penantian tanpa akhir itupun cukup membuat pusing kepala ditambah lagi tuntutan keluarga,, (salah seorang teman berkeluh di twitter "seandainya aku terlahir sebagai pria..." setelah sebelumnya memposting twitter bahwa di ulang tahunnya yang ke tigapuluh sekian orang tuanya menuntut pernikahan dll..) memang tak bisa dipungkiri, hidup di kota besar yang konsumtif seperti jakarta dengan segala fasilitas, dan tuntutannya akhirnya memaksa penduduknya untuk punya ekspektasi yang tinggi untuk calon pasangan hidup yang bisa menjamin agar tidak hanya sekedar bertahan hidup di kota ini tapi juga bisa menikmati hidup di kota ini. sayangnya penantian ini akhirnya seakan menjadi tak berujung karena si pasangan idaman dalam satu paket lengkap ini tak kunjung tiba, biasanya ia tiba tidak dalam satu paket yang lengkap. lalu bagaimana? si konsultan di radio berpetuah, mengapa tidak mengutamakan cinta dan kepercayaan? mencintai seseorang yang tidak datang dalam satu paket lengkap namun memiliki kepercayaan tinggi bahwa bersama-sama mereka akan bisa mewujudkan paket lengkap itu.. hmm nice advice sir..

Saat ini cinta memang sudah bergeser maknanya.. kakak saya berpendapat bahwa "cinta dan uang adalah dua hal yang tidak bisa datang berbarengan" ... kalau kata camelia malik "kalau cinta sudah direkayasa.." tidak ada definisi yang standard mengenai cinta.. yang bisa menilai adalah hati masing-masing,, dan yang pasti cinta perlu diperjuangkan.. ketika 2 orang bersama-sama memperjuangkan cinta pasti ada hasilnya.. takes time, tapi ada hasilnya.. seperti membangun sebuah bangunan, pondasi menjadi hal yang sangat penting,, dia atas pasir kah? atau di atas batu yang kokoh?

Dan sebaiknya kita tidak menjadi hakim atas sesama yang sedang berada di dalam kemelut cinta.. sekalipun kita tau mungkin cintanya salah.. ga berada di tempat yang tepat,, salah kondisi,, tapi kita tidak pernah berada di posisinya yang sedang struggling memperjuangkan untuk menempatkan logika jauh diatas perasaannya.. membuka mata mereka dengan memberi pendapat dan nasihat tentunya sangat dianjurkan, tapi tidak menghakimi..

karena cinta tidak memilih, cinta hanya bisa merasa..